ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Secara etimologi kata ilmu dalam bahasa
Arab “ilmu” yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui
masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya. Ilmu menjawab
pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab
pertanyaan “why, why, dan why” dan seterusnya sampai
jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar,
perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
·
Pengetahuan dianggap benar apabila dalil
(proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu.
·
Pengetahuan dianggap benar apabila ada
kesesuaian dengan kenyataan.
·
Pengetahuan dianggap benar apabila
mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki
tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu:
1.
Epistemologis, epistemologis
hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun
menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
2.
Ontologis, ontologis
dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas
ruang lingkup wujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain
ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan.
3.
Aksiologis, komponen
aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika
seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan
objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan,
yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang
dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan
dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir
ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya
mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Pengetahuan yang lebih menekankan
pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau
pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan
pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional.
Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan
deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri,
sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga
bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali.
Selain pengetahuan empiris, ada pula
pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai
rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori;
tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.
Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau
pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,
hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar atau berguna.
Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses
pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya
dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan
objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, mencakup
persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan mikro. Hal ini jelas terlihat,
misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa,
bioteknologi, dan sebagainya.”
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang
ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat
hal yaitu :
1.
Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih
sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif.
2.
Selektif, artinya mengadakan pemilihan
terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan
pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3.
Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan
yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk
mencapai ilmu.
4.
Merasa pasti bahwa setiap pendapat,
teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka
untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi
arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai
dasar untuk langkah selanjutnya.
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk
memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan
nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Teknologi bertujuan untuk
memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang
mungkin dihadapi.
Selain menimbulkan dampak positif bagi
kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup,
teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara
baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang
semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan
bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan
merugikan generasi yang akan datang.
Teknologi tepat guna adalah suatu
teknologi yang telah memenuhi syarat-syarat utama yaitu :
a.
Persyaratan Teknis, yang termasuk di
dalamnya adalah :
·
Memperhatikan kelestarian tata lingkungan
hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan
sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
·
Jumlah produksi harus cukup dan mutu
produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
·
Menjamin agar hasil dapat diangkut ke
pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas
mutu hasil.
·
Memperlihatkan tersedianya peralatan serta
operasi dan perawatannya.
b.
Persyaratan Sosial, meliputi :
·
Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada.
·
Menjamin timbulnya perluasan lapangan
kerja yang dapat terus menerus berkembang.
·
Menekan seminimum mungkin pergeseran
tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
·
Membatasi sejauh mungkin timbulnya
ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi
berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial
dan budaya yang dinamis.
Dalam konsep yang pragmatis dengan
kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa
pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu
seni (state of arts) yang mengandung pengetian berhubungan dengan
proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal,
tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara
luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial
pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi
itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley,
1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam
masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang
kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya
berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi
tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan
tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya,
melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai
efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas
manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara
untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Fenomena teknik pada masyarakat terkini,
menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Rasionalistas, artinya tindakan spontan
oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan
rasional.
2)
Artifisialitas, artinya selalu membuat
sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3)
Otomatisme, artinya dalam hal metode,
organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan
teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.
4)
Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.
5)
Monisme, artinya semua teknik bersatu,
saling berinteraksi dan saling bergantung.
6)
Universalisme, artinya teknik melampaui
batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
7)
otonomi artinya teknik berkembang menurut
prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang dengan pesat
meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan
sebagai berikut :
1)
Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya
teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu
mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi.
2)
Teknik meliputi bidang organisasional
seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
3)
Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik
telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus
beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang
bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpamakan
teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat
pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan
meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat
meningkat pula proses akselerasi yang ditimbulkan oleh mesin pengubah,
lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih
baik lagi.
Ciri-ciri Teknologi Barat
·
Serba intensif dalam segala hal,
seperti modal, organisasi, tenaga kerja dan lain-lain, sehingga lebih akrab
dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
·
Dalam struktur sosial, teknologi
barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
·
Kosmologi atau pandangan teknologi
Barat adalah: menganggap dirinya sebagai pusat yang lain.
Ilmu Pengetahuan,
yaitu: sesuatu yang secara teratur diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu
dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif serta memiliki
arti atau makna tersendiri bagi penerimanya.
Teknologi, yaitu:
sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana
berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan
untuk merealisasi tujuan produksi.
Nilai adalah sesuatu
yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu
itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah
satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada
negara-negara yang sedang berkembang, tetapi tidak berarti pada negara maju
tidak ada orang yang miskin karena kemiskinan merupakan masalah global.
Kemiskinan
bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu:
1)
Kemiskinan absolut
Kemiskinan jenis
ini berhubungan dengan garis kemiskinan yang didefiniskan secara
internasional/regional/nasional. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set
standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara.
Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan
dibawah USD $1/hari.
2)
Kemiskinan relatif
Kemiskinan relatif
berhubungan dengan populasi terhadap distribusi pendapatan. Kemiskinan jenis
ini tidak berhubungan dengan garis kemiskinan, tetapi bersumber dari
perspektif masing-masing orang, yaitu karena orang tersebut merasa miskin.
Kemiskinan realatif bisa menimpa siapa saja. Satu contoh, bila anda
seorang pegawai dengan pendapatan 5 juta perbulan misalnya, suatu hari anda
mengetahui bahwa rekan anda yang se-level dengan anda, memiliki pendapatan yang
nilainya 3x lipat dari anda. seketika anda merasa marah, geregetan. Pada
kondisi tersebut anda telah mengalami kemiskinan relatif.
Sedangkan kemiskinan menurut pendapat umum
dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
·
Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah
atau mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa
berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan
aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha
secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
·
Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana
alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan
sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang
lebih layak.
·
Kemiskinan buatan atau kemiskinan
struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan
memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi,
sosial dan politik.
Garis kemiskinan yang
menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pokok, dapat dipengaruhi oleh tiga hal:
·
Persepsi manusia terhadap
kebutuhan pokok yang diperlukan.
·
Posisi manusia dalam lingkungan
sekitar.
·
Kebutuhan objectif manusia untuk
bisa hidup secara manusiawi.
Persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
adat istiadat dan sistem nilai yang dimiliki.
Ciri-Ciri
Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
·
Tidak memiliki faktor-faktor
produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan lain-lain.
·
Tidak memiliki kemungkinan untuk
memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah
garapan atau modal usaha.
·
Tingkat pendidikan mereka rendah,
tidak sampai tamat SD. Kebanyakan tinggal
di desa sebagai pekerja bebas.
·
Banyak yang hidup di kota berusia
muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
Fungsi
Kemiskinan
Pertama, kemiskinan
menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, tak terhormat, berat,
berbahaya, namun dibayar murah. Orang miskin dibutuhkan untuk membersihkan
got-got yang mampet, membuang sampah, menaiki gedung tinggi, bekerja di
pertambangan yang tanahnya mudah runtuh, jaga malam. Bayangkan apa yang terjadi
bila orang miskin tidak ada. Sampah bertumpuk, rumah dan pekarangan kotor,
pembangunan terbengkalai, banyak kegiatan ekonomi yang melibatkan pekerjaan
kotor dan berbahaya yang memerlukan kehadiran orang miskin.
Kedua, kemiskinan memperpanjang
nilai-guna barang atau jasa. Baju bekas yang tak layak pakai dapat dijual
(diinfakkan) kepada orang miskin, termasuk buah-buahhan yang hampir busuk,
sayuran yang tidak laku, Semuanya menjadi bermanfaat (atau dimanfaatkan) untuk
orang-orang miskin.
Ketiga, kemiskinan
mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya.
Pegawai-pegawai kecil, karena dibayar murah, mengurangi biaya produksi dan
akibatnya melipatgandakan keuntungan. Petani tidak boleh menaikkan harga beras
mereka untuk mensubsidi orang-orang kota.
Keempat, kemiskinan
menyediakan lapangan kerja. Karena ada orang miskin, lahirlah pekerjaan tukang
kredit, aktivis-aktivis LSM yang menyalurkan dana dari badan-badan
internasional, dan yang pasti berbagai kegiatan yang dikelola oleh departemen
sosial. Tidak ada komoditas yang paling laku dijual oleh Negara Dunia Ketiga di
pasar internasional selain kemiskinan.
Kelima, memperteguh
status sosial orang kaya. Perhatikan jasa orang miskin pada perilaku
orang-orang kaya baru. Sopir yang menemaninya memberikan label bos
kepadanya.Nyonya-nyonya dapat menunjukan kekuasaannya dengan memerintah
inem-inem mengurus rumah tangganya.
Keenam, bermanfaat
untuk jadi tumbal pembangunan. Supaya tidak menganggu ketertiban dan keindahan
kota, pedagang kakilima bila mengganggu lalu lintas ditertibkan (ditangkap,
dagangannya diambil, dan kerugiannnya tidak diganti).
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani.
Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi
mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan
sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi,
berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan
penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di
dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang
diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu,
ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika
(kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap
penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap
sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan
ajaran agama.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan
dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka
nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata
adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari
struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan
teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya
perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh
struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber
kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem
atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kami gambarkan sebuah contoh, rata-rata
orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis.
sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu
pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa
berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak
uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir
dan memulai membuka suatu usaha/wiraswasta.
Komentar
Posting Komentar